;

Pages

Selasa, 02 Oktober 2012

Paradigma Pemuridan Kerajaan




“PARADIGMA PEMURIDAN KERAJAAN”

Kata Murid memiliki dua pengertian( Matius 28:19-20)
Pertama, Murid secara keabsahan Theologis, berarti mereka yang telah menjadi pemercaya Kristus. “Pergilah jadikan semua bangsa murid-KU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh kudus,…” ini adalah fase penginjilan dan pemenangan jiwa menjadi pemercaya dan pengikut Kristus.

Kedua, Murid  dalam konteks strategi pengembangan sumber daya manusia dari bahasa Yunaninya Mathetes, artinya seorang yang belajar melalui praktek( magang) untuk bukan sekedar tahu tapi menjadi cakap dan handal “  “ dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu,…”

Bangsa Yahudi memiliki tradisi pemuridan yang kuat, dimulai dari keluarga. Orang tua diwajibkan untuk mengajarkan hukum Taurat yang terutama secara berulang-ulang kepada anak-anak mereka ( Ulangan 6:4-9) .
Selanjutnya proses pemuridan (pembelajaran) diikuti di sekolah dan menjadi murid khusus dari seorang rabi( guru keluaran sekolah keimaman).

Pada abad pertama, orang2 muda tergabung dalam salah sayu ,mazhab atau sekolah rabinik yang banyak ragamnya, yang dipimpin oleh seorang rabi atau guru. Bukti sejarah menujukan bahwa murid yang memilih guru, tetapi guru memiliki hak untuk menerima atau menolak murid itu. Murid-Murid Yudaisme misalnya belajar segala hal dari guru mereka. Dan ketika seorang murid telah mempelajari segala hal yang diketahui dari gurunya, dia akan pergi dan mengajar murid-muridnya sendiri.
Jadi  Pemuridan pada abad pertama, adalah bukan sekedar menjadi pengikut pembelajar, tapi mengikatkan diri  pada komitmen serius  untuk mengikuti dan meneladani  sang Pemimpin atau Guru.

Sekali seorang diterima sebagi murid dia akan mulai sebagai seorang talmidh atau pemula, yang harus duduk dibagian belakang ruangan dan dilarang berbicara. Setelah beberapa lama dia akan menjadi murid terhormat yang boleh mengutarakan pendapat dan bertanya. Level berikutnya adalah murid dekat. Di tingkat ini , dia dipersilahkan untuk duduk mendekat dibelakang sang rabi pada waktu doa . Tingkat tertinggi adalah ketika si murid mencapai status” murid sang bijak”, yaitu ketika dia dakui  sebagai seorang intelektual yang setara denga rabi atau gurunya.( Bill hull, hal 32- di kutip dari Michael Wilkens, the concept of Disciple in Matthew’s Gospel( New York: E.J.Brill, 1988)

Seorang murid yang telah tamat pelajarannya sama dengan gurunya( Lukas 6:40); semua murid yang telah tamat dapat memulai sekolah pemuridannya sendiri. Yohanes pembaptispun punya murid-murid sendiri.


Karena pentingnya Pendidikan bagi orang Yahudi, maka Yesuspun diperkirakan  menempuh sekolah formal mulai usia 12 tahun dan dilanjutkan dengan sekolah untuk menjadi rabi Yahudi( Usia 20 hingga 30 tahun).
Setiap Guru, wajib mengajar dan wajib memiliki murid yang khusus. Seorang Murid khusus akan belajar secara privat dari gurunya, dengan maksud bukan hanya menguasai bidang ilmu atau pengetahuan tertentu, tapi si murid juga belajar dari kehidupan sang guru dan mengikuti pola hidupnya.

Murid wajib memahami dan meneladani gurunya. Paulus menasehati Timotius untk menikuti teladannnuya( 2 Timotius 3:10-14)

Proses pembelajaran Yahudi  berbeda dari system Yunani. Pendidikan Yahudi lebih bersifat relasional ada keterikatan hubungan yang kuat antara murid dan guru  dan sebaliknya. Pendidikan Yahudi menekankan pola belajar  pelatihan dan pengalaman,jadi bersifat praktis dan bukan ruang kelas akdemis; Pola belajar  magang , mendengar dan melakukan, melihat dan melakukan. ( learning by doing). Pada pola ini murid lebih proaktif, ketimbang pola Yunani di mana murid bersifat pasif . Pembelajaran pola Yahudi  lebih menekankan aplikasi . pengalaman nyata atau prakteknya dari pada teori.  Pola pembelajaran Yahudi  begitu efektif sebagaimana dikatakan Tim Elmore yang dia sebut sebagai intisari dari “mentoring”. Yaitu, “ pengenalan bahwa manusia “memperoleh”  kebenaran jauh lebih cepat kalau dipelajari dari hubungan dan pengalaman daripada lewat ruang kelas yang gersang.”  

Di dalam seluruh alkitab perjanjian baru, kata “murid” tercatat 269 kali, sedangkan kata “Kristen” hanya tercatat 3 kali, dan itu menujuk kepada murid-murid Kristus.berarti  menjadi murid, adalah hal yang penting dalam kekristenan,sayangnya begitu banyak gereja mengaibaikan hal ini.

Secara etimologis, definisi dari murid adalah “pembelajar” namun dalam konteks budaya Yahudi murid bukanlah hanya seorang pembelajar tapi juga seorang pengikut.

Jadi pemuridan   dalam konteks kerajaan Allah, adalah menjadi  pembelajar melalui seorang pemurid yang mengajarkan kita bagaimana menjadi PENGIKUT KRISTUS. Pemuridan kerajaan adalah pola  spiritual parenthing ( Pengasuhan rohani)
Setiap kita harus memberi diri pertama-tama kepada Tuhan dan selanjutnya kepada seseorang yang dewasa rohani untuk  membimbing kita menjadi PENELADAN Kristus. Jadi proses pemuridan adalah proses pengembangan  karakter  di dalam sebuah komunitas  ke arah keserupaan dengan Kristus Guru Agung kita.


YESUS dan PEMURIDAN.
Tradisi pemuridan dalam bangsa Yahudi, adalah pola pendidikan kerajaan Allah sehingga Yesus tahu bahwa pola pembelajaran ini sangat efektif untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul. Pola pemuridan yang berfokus kepada hubungan antar pribadi dan pengembangan kompetensi pribadi ( training based on competence) , itulah sebabnya jumlah murid dari setiap guru dibatasi jumlahnya( dalam Talmud hanya 20 orang satu kelas)

Yesus bukan sekedar guru pada umumnya, dia adalah rabi, lulusan sekolah Theologia Taurat- jadi dia diakui dan dihormati.
Yesus bukannya menunggu ada yang mau mengikuti dia( sebab ada ratusan yang mengikuti dia sebagai murid), namun Dia mau memberikan hidupNya dan menduplikasi diriNya kepada beberapa orang khusus. Itulah sebabnya Dia berdoa semalam-malaman untuk memilih dari ratusan muridNya, mana yang akan menjadi murid khususNya( Lukas 6:12-13).
Tidak semua orang yang mau mengikut Dia dianggap memenuhi kualifikasi sebagai murid istimewaNya.
Yesus memberikan persayaratan yang berat untuk menjadi murid khususNya.


HARGA PEMURIDAN

  • Untuk menjadi murid Kristus,harus melepaskan dirinya dari segala miliknya ( Lukas 14:33)
  • Untuk menjadi murid Kristus , harus membenci bapanya, ibunya,istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri ( Lukas 14:26)
  • Untuk menjadi murid Kristus, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Dia( Lukas 9:23)


Yesus menujukan kesungguhanNya dalam  melakukan pemuridan. Ini menjadi Prioritas pelayananNya. Bagi Yesus pelayananNya yang utama adalah kepada BapaNya, selanjut  kepada murid-muridNya.
Hal ini dapat terjadi karena murid mau memenuhi syarat yang diberikan Rabi Yesus dan karena komitmen murid untuk membayar harga pemuridan, maka Yesuspun memberikan diriNya kepada mereka.

 Saya ajak Anda berpikir  sejenak, Sementara ribuan orang berkerumun dan berdesak-desakan untuk mendapatkan perhatian dan pelayanan Yesus, sepertinya Yesus tidak terpangaruh dengan  kehadiran ribuan orang itu, tapi Yesus memberikan pelayanan utama , pelayanan bintang lima bagi murid-muridNya. Mereka yang pertama-tama diajar. ( Luaks 12:1) Anda bisa bayangkan ada ribuan orang menunggu Yesus  melayani mereka; mereka mungkin mau mendengar khotbah atau pengajaran Yesus; ada yang dating untuk mendapat kesembuhan, yang lain sekedar untuk menonton? tapi sepertinya Yesus tidak dipengaruhi oleh kehadiran orang yang banyak. 

*Yesus lebih tertarik untuk menghasilkan murid;
*Yesus lebih tertarik kepada mereka yang mau menjadi serupa dengan Dia.
*Yesus tidak tertarik kepada jumlah kehadiran; tapi kepada orang-orang yang
  meniru hidupNya.
*Yesus tidak  tertarik kepada  popularitas , tapi kepada membagi hidupNya
  bagi beberapa orang.

Kepada orang banyak Yesus mengajar dengan memberikan perumpamaan, tapi kepada murid-muridNya yesus menguraikan secara tersendiri. Artinya; Yesus tidak memberikan  pengertian  dari perumpamaanNya kepada orang banyak, tapi  kepada murid-muridNya, Dia membukakan  pengertiannya dengan begitu jelas ( Matius 13:10-11; 13:36)

Apa yang Yesus lakukan dalam Pemuridan? Jawabannya ada pada pasal lain dalam buku ini; Yesus bukan hanya hidup bersama murid-murid, mengajar mereka, tapi juga memberi  mereka kuasa ( Matius 10:1
dan mengutus  mereka ( Matius 10:5). Puncaknya Yesus memberikan perintah kepada mereka LAKUKAN yang SAMA seperti apa yang SUDAH KU LAKUKAN PADAMU- JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURIDKU( Matius 28:19)

Apa yang Anda pikirkan tentang pemuridan sekarang? Sementara hari ini banyak dari  kita mengabaikan hal ini, tapi Yesus justru begitu serius, bersungguh-sungguh dan menginvestasi  hidupNya untuk pemuridan.

Jika Yesus melakukannnya, APAKAH ADA ALASAN BUAT KITA TIDAK MELAKUKANNYA?

Di sadur dari buku, Kingdom Discipleship Commission, Penulis Bram Soei Ndoen)

Followers

 

KINGDOM DISCIPLESHIP COMMISSION. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com | Distributed by Blogger Templates Blog