“PARADIGMA
PEMURIDAN KERAJAAN”
Kata Murid memiliki
dua pengertian( Matius 28:19-20)
Pertama, Murid secara
keabsahan Theologis, berarti mereka yang telah menjadi pemercaya Kristus.
“Pergilah jadikan semua bangsa murid-KU dan baptislah mereka dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh kudus,…” ini adalah fase penginjilan dan pemenangan jiwa
menjadi pemercaya dan pengikut Kristus.
Kedua, Murid dalam konteks strategi pengembangan sumber
daya manusia dari bahasa Yunaninya Mathetes,
artinya seorang yang belajar melalui praktek( magang) untuk bukan sekedar tahu
tapi menjadi cakap dan handal “ “ dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu,…”
Bangsa Yahudi
memiliki tradisi pemuridan yang kuat, dimulai dari keluarga. Orang tua
diwajibkan untuk mengajarkan hukum Taurat yang terutama secara berulang-ulang
kepada anak-anak mereka ( Ulangan 6:4-9) .
Selanjutnya proses
pemuridan (pembelajaran) diikuti di sekolah dan menjadi murid khusus dari
seorang rabi( guru keluaran sekolah keimaman).
Pada abad pertama, orang2 muda
tergabung dalam salah sayu ,mazhab atau sekolah rabinik yang banyak ragamnya,
yang dipimpin oleh seorang rabi atau guru. Bukti sejarah menujukan bahwa murid
yang memilih guru, tetapi guru memiliki hak untuk menerima atau menolak murid
itu. Murid-Murid Yudaisme misalnya belajar segala hal dari guru mereka. Dan
ketika seorang murid telah mempelajari segala hal yang diketahui dari gurunya,
dia akan pergi dan mengajar murid-muridnya sendiri.
Jadi
Pemuridan pada abad pertama, adalah bukan sekedar menjadi pengikut
pembelajar, tapi mengikatkan diri pada
komitmen serius untuk mengikuti dan
meneladani sang Pemimpin atau Guru.
Sekali seorang diterima sebagi murid
dia akan mulai sebagai seorang talmidh atau
pemula, yang harus duduk dibagian belakang ruangan dan dilarang berbicara.
Setelah beberapa lama dia akan menjadi murid terhormat yang boleh mengutarakan
pendapat dan bertanya. Level berikutnya adalah murid dekat. Di tingkat ini ,
dia dipersilahkan untuk duduk mendekat dibelakang sang rabi pada waktu doa .
Tingkat tertinggi adalah ketika si murid mencapai status” murid sang bijak”,
yaitu ketika dia dakui sebagai seorang
intelektual yang setara denga rabi atau gurunya.( Bill hull, hal 32- di kutip
dari Michael Wilkens, the concept of Disciple in Matthew’s Gospel( New York:
E.J.Brill, 1988)
Seorang murid yang telah tamat
pelajarannya sama dengan gurunya( Lukas 6:40); semua murid yang telah tamat
dapat memulai sekolah pemuridannya sendiri. Yohanes pembaptispun punya
murid-murid sendiri.
Karena pentingnya
Pendidikan bagi orang Yahudi, maka Yesuspun diperkirakan menempuh sekolah formal mulai usia 12 tahun
dan dilanjutkan dengan sekolah untuk menjadi rabi Yahudi( Usia 20 hingga 30
tahun).
Setiap Guru, wajib mengajar
dan wajib memiliki murid yang khusus. Seorang Murid khusus akan belajar secara
privat dari gurunya, dengan maksud bukan hanya menguasai bidang ilmu atau
pengetahuan tertentu, tapi si murid juga belajar dari kehidupan sang guru dan
mengikuti pola hidupnya.
Murid wajib memahami dan meneladani
gurunya. Paulus menasehati Timotius untk menikuti teladannnuya( 2 Timotius
3:10-14)
Proses pembelajaran
Yahudi berbeda dari system Yunani.
Pendidikan Yahudi lebih bersifat relasional ada keterikatan hubungan yang kuat
antara murid dan guru dan sebaliknya.
Pendidikan Yahudi menekankan pola belajar pelatihan dan pengalaman,jadi bersifat praktis
dan bukan ruang kelas akdemis; Pola belajar
magang , mendengar dan melakukan, melihat dan melakukan. ( learning by doing). Pada pola ini murid
lebih proaktif, ketimbang pola Yunani di mana murid bersifat pasif .
Pembelajaran pola Yahudi lebih
menekankan aplikasi . pengalaman nyata atau prakteknya dari pada teori. Pola pembelajaran Yahudi begitu efektif sebagaimana dikatakan Tim
Elmore yang dia sebut sebagai intisari dari “mentoring”. Yaitu, “ pengenalan
bahwa manusia “memperoleh” kebenaran
jauh lebih cepat kalau dipelajari dari hubungan dan pengalaman daripada lewat
ruang kelas yang gersang.”
Di dalam seluruh alkitab perjanjian
baru, kata “murid” tercatat 269 kali, sedangkan kata “Kristen” hanya tercatat 3
kali, dan itu menujuk kepada murid-murid Kristus.berarti menjadi murid, adalah hal yang penting dalam
kekristenan,sayangnya begitu banyak gereja mengaibaikan hal ini.
Secara etimologis, definisi dari murid
adalah “pembelajar” namun dalam konteks budaya Yahudi murid bukanlah hanya
seorang pembelajar tapi juga seorang pengikut.
Jadi pemuridan dalam konteks kerajaan Allah, adalah menjadi pembelajar melalui seorang pemurid yang
mengajarkan kita bagaimana menjadi PENGIKUT KRISTUS. Pemuridan kerajaan adalah
pola spiritual
parenthing ( Pengasuhan rohani)
Setiap kita harus memberi diri
pertama-tama kepada Tuhan dan selanjutnya kepada seseorang yang dewasa rohani
untuk membimbing kita menjadi PENELADAN
Kristus. Jadi proses pemuridan adalah proses pengembangan karakter
di dalam sebuah komunitas ke arah
keserupaan dengan Kristus Guru Agung kita.
YESUS
dan PEMURIDAN.
Tradisi pemuridan dalam
bangsa Yahudi, adalah pola pendidikan kerajaan Allah sehingga Yesus tahu bahwa
pola pembelajaran ini sangat efektif untuk menghasilkan sumber daya manusia
unggul. Pola pemuridan yang berfokus kepada hubungan antar pribadi dan
pengembangan kompetensi pribadi ( training based on competence) , itulah
sebabnya jumlah murid dari setiap guru dibatasi jumlahnya( dalam Talmud hanya
20 orang satu kelas)
Yesus bukan sekedar
guru pada umumnya, dia adalah rabi, lulusan sekolah Theologia Taurat- jadi dia
diakui dan dihormati.
Yesus bukannya
menunggu ada yang mau mengikuti dia( sebab ada ratusan yang mengikuti dia
sebagai murid), namun Dia mau memberikan hidupNya dan menduplikasi diriNya
kepada beberapa orang khusus. Itulah sebabnya Dia berdoa semalam-malaman untuk
memilih dari ratusan muridNya, mana yang akan menjadi murid khususNya( Lukas
6:12-13).
Tidak semua orang
yang mau mengikut Dia dianggap memenuhi kualifikasi sebagai murid istimewaNya.
Yesus memberikan
persayaratan yang berat untuk menjadi murid khususNya.
HARGA
PEMURIDAN
- Untuk menjadi murid Kristus,harus melepaskan dirinya dari segala miliknya ( Lukas 14:33)
- Untuk menjadi murid Kristus , harus membenci bapanya, ibunya,istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri ( Lukas 14:26)
- Untuk menjadi murid Kristus, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Dia( Lukas 9:23)
Yesus menujukan
kesungguhanNya dalam melakukan
pemuridan. Ini menjadi Prioritas pelayananNya. Bagi Yesus pelayananNya yang
utama adalah kepada BapaNya, selanjut
kepada murid-muridNya.
Hal ini dapat terjadi
karena murid mau memenuhi syarat yang diberikan Rabi Yesus dan karena komitmen
murid untuk membayar harga pemuridan, maka Yesuspun memberikan diriNya kepada
mereka.
Saya ajak Anda berpikir sejenak, Sementara ribuan orang berkerumun dan
berdesak-desakan untuk mendapatkan perhatian dan pelayanan Yesus, sepertinya
Yesus tidak terpangaruh dengan kehadiran
ribuan orang itu, tapi Yesus memberikan pelayanan utama , pelayanan bintang
lima bagi murid-muridNya. Mereka yang pertama-tama diajar. ( Luaks 12:1) Anda
bisa bayangkan ada ribuan orang menunggu Yesus
melayani mereka; mereka mungkin mau mendengar khotbah atau pengajaran
Yesus; ada yang dating untuk mendapat kesembuhan, yang lain sekedar untuk
menonton? tapi sepertinya Yesus tidak dipengaruhi oleh kehadiran orang yang
banyak.
*Yesus lebih tertarik
untuk menghasilkan murid;
*Yesus lebih tertarik
kepada mereka yang mau menjadi serupa dengan Dia.
*Yesus tidak tertarik
kepada jumlah kehadiran; tapi kepada orang-orang yang
meniru hidupNya.
*Yesus tidak tertarik kepada popularitas , tapi kepada membagi hidupNya
bagi beberapa orang.
Kepada orang banyak
Yesus mengajar dengan memberikan perumpamaan, tapi kepada murid-muridNya yesus
menguraikan secara tersendiri. Artinya; Yesus tidak memberikan pengertian dari perumpamaanNya kepada orang banyak, tapi kepada murid-muridNya, Dia membukakan pengertiannya dengan begitu jelas ( Matius
13:10-11; 13:36)
Apa yang Yesus lakukan
dalam Pemuridan? Jawabannya ada pada pasal lain dalam buku ini; Yesus bukan
hanya hidup bersama murid-murid, mengajar mereka, tapi juga memberi mereka kuasa ( Matius 10:1
dan mengutus mereka ( Matius 10:5). Puncaknya Yesus memberikan perintah kepada mereka LAKUKAN yang SAMA seperti apa yang SUDAH KU LAKUKAN PADAMU- JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURIDKU( Matius 28:19)
dan mengutus mereka ( Matius 10:5). Puncaknya Yesus memberikan perintah kepada mereka LAKUKAN yang SAMA seperti apa yang SUDAH KU LAKUKAN PADAMU- JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURIDKU( Matius 28:19)
Apa yang Anda
pikirkan tentang pemuridan sekarang? Sementara hari ini banyak dari kita mengabaikan hal ini, tapi Yesus justru
begitu serius, bersungguh-sungguh dan menginvestasi hidupNya untuk pemuridan.
Jika Yesus
melakukannnya, APAKAH ADA ALASAN BUAT KITA TIDAK MELAKUKANNYA?
Di sadur dari buku, Kingdom Discipleship Commission, Penulis Bram Soei Ndoen)